Batman Jakarta

Sebuah Pernyataan Sikap

Batman adalah tokoh fiksi pahlawan super yang diciptakan oleh seniman Bob Kane dan penulis Bill Finger dan diterbitkan oleh DC Comics. Tokoh ini pertama muncul di Detective Comics #27 (Mei 1939). Identitas asli Batman adalah Bruce Wayne, seorang pengusaha yang kaya raya. Nama Bruce Wayne itu sendiri diambil dari nama tokoh sejarah, yaitu Robert the Bruce dan Anthony Wayne.

Sejarah singkat tokoh pahlawan ini berawal ketika Bruce kecil menyaksikan pembunuhan orangtuanya dan ia tergerak untuk memerangi kejahatan dengan berbagai senjata ciptaannya sendiri. Batman beroperasi di Gotham City, dibantu oleh Alfred Pennyworth (butler) dan rekannya Robin. Tidak seperti pahlawan super kebanyakan, dia tidak memiliki kekuatan super, ia hanya menggunakan intelegensi, keterampilan sebagai detektif, ilmu pengetahuan dan teknologi, kekayaan, ketangkasan fisik, dan intimidasi dalam memerangi kejahatan (sumber: wikipedia). 

Gue bukan orang yang ngefans dengan tokoh Batman tapi gue pernah menyaksikan beberapa filmnya. Pada satu ending filmny itu menceritakan bahwa Joker musuhnya Batman mati tapi si Batman dituduh sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kematian tokoh Harvey Dent yang dianggap penduduk kota sebagai pahlawan kota Gotham.

Nah dari cerita ini, gue jadi berpikir bahwa menjadi pahlawan bukan berarti akan selalu dipuji oleh masyarakatnya. Selain itu, menjadi pahlawan juga berarti siap mengorbankan diri untuk kesejahteraan umat. Mengorbankan diri yang dimaksudkan disini bukan mengorbankan nyawa tapi lebih kepada keterasingan. Tentunya mengorbankan diri dengan mengiklaskan hidupnya diasingkan seperti yang dilakukan Batman jauh lebih ngga enak daripada mengorbankan nyawa. ini baru namanya pahlawan sejati. tapi apakah ada pahlawan seperti ini di zaman sekarang? 

IYA ada dan Dia di Jakarta!    

Dia yang dianggap masyarakat si pembuat onar dan kerusuha, dia yang dianggap masyarakat telah menodai nilai kebhinekaan bangsa Indonesia, dan dia yang dianggap telah memecah belah persatuan umat.

Dia dan kelompoknya juga dianggap sebagai kaum ekstrimis atau radikal atau intoleran. Sampai sini kalian mungkin sudah tahu siapa orang yang gue maksud sebagai Batman-nya Jakarta. Ketua Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab. 

Dari segi penampilan memang kedua tokoh ini bertolak belakang. Habib Rizieq kemana-mana berpakaian serba putih sementara batman berkostum serba hitam. Tapi jika dari keadaan yang dialaminya jelas punya kemiripan dengan batman. Beberapa masyarakat mengata-katainya menggunakan bahasa kotor sampai dengan banyak yang melaporkannay ke polisi karena kasus-kasus receh yang sudah basi, 

   

Padahal yang beliau dan kelompoknya lakukan selama ini adalah untuk kebaikan bersama. Mereka berusaha menutup tempat-tempat hiburan malam, perjudian, dan prostitusi. mereka juga rajin mensweeping predaran miras dan melakukan kegiatan baksos kepada para korban bencana. Kini sang batman Jakarta sedang berusaha menyuarakan mengenai bahaya dari kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Sepengetahuan gue, PKI ini tadinya adalah organisasi politik jaman orde lama. kalo sekarang itu sama kayak PDIP, PPP, Golkar, dll. Tapi organisasi ini ternyata dijadikan alat sekelompok orang untuk mengubah ideologi bangsa Indonesia menjadi ideologi komunis. Dalam upaya mereka mencapai tujuan yang dicita-citakan itu segala cara mereka tempuh meski harus dengan kekerasan. Upaya-upaya yang telah mereka lakukan yaitu melakukan pemberontakan di madiun tahun 1948 tapi gagal (baca: fakta kebiadapan PKI). Tidak menyerah, selanjutnya mereka melakukan gerakan 30 september 1965 atau G30SPKI. Akibat dari gerakan tersebut tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha kudeta ini.

Kembali ke si batman Jakarta, dia sering sekali membahas mengenai urgensi dari kebangkitan PKI ini di setiap forum-forum yang dihadirinya. Dari sini kita tahu bahwa orang yang kita sebut-sebut ekstrimis atau intoleran atau radikal justru adalah dia yang paling nasionalis diantara kita. Ini bukan omong kosong, kekhawatirannya ini didukung oleh pidato dari menteri pertahanan Indonesai Ryamizard Ryacudu.

Pidato Menteri Pertahanan Indonesia

Dalam satu forum, si batman menjelaskan tentang indikasi-indikasi kebangkitan PKI. salah satu indikasinya yaitu penghapusan sejarah pengkhianatan PKI dari kurikulum pendidikan. Gue langsung buka buku sejarah SMA kelas 3. Ternyata dibuku itu masih memuat materi sejarah pemberontakan PKI tahun 1948 dan 1965. Tapi sayangnya hanya dikupas kulitnya saja dan dijelaskan tidak secara detail. Terutama kasus pembantaian PKI yang hanya menjelaskan 7 korban jendral TNI yang mayatnya dibuang ke satu lubang dan lubang itu dikenal dengan nama lubang Buaya. Padahal banyak lubang-lubang lainnya di sekitaran pulau Jawa yang dijadikan kuburan masal dari korban kebiadapan PKI lainnya tapi tidak disebutkan dalam buku tersebut. (baca: fakta kebiadapan PKI).

  

"jadi jangan kaget kalau anak-anak muda kita saat ini umur 20-an saudara, 25 atau 27 kebawah tidak ada yang tahu PKI bahkan mereka merasa bangga pakai kaos dengan gambar palu arit karena ketidak tahuan mereka saudara" ujarnya. Ucapan beliau tersebut terbuktikan dari video dibawah ini,

Pemuda memakai pin PKI digaplokin orang lewat

Jika generasi muda indonesia lupa atau tidak tahu sejarah bangsanya maka kelompok-kelompok semacam PKI akan mudah untuk kembai masuk ke Indonesia. Mereka gue perkirakan akan hadir dengan tampilan yang baru seperti membawa nama yang lebih gaul dan kekinian karena istilah PKI sudah terlalu mainstream di masyarakat Indonesia. 

Benar saja setelah gue browsing dan ngubek-ubek google kini mereka kembali memperkenalkan dirinya dengan nama baru dan tanpa membawa lambang palu arit. Nama yang diusung juga anak muda banget yaitu Belok Kiri Festival. Istilah belok kiri digunakan karena "kiri" sering diidentikan sebagai sebuah paham/ideologi yang berhubungan dengan sosialisme ataupun komunisme. lalu kata "festival" hmm..., apa yang ada dipikiran lo kalo denger kata festival? mungkin suasana seru, asik, rame, heboh, dan bebas bereksperi. Itulah yang diharapkan kelompok ini untuk menggambarkan kegiatannya. Mereka menjaring para pemuda yang masih memiliki kesegaran tenaga dan kepolosan supaya mudah didoktrin. Dalam kegiatannya mereka menggunakan alibi memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) dan kebebasan berpendapat. Padahal dari fanpage-nya mereka justru getol menyudutkan TNI. Anehnya lagi yang mereka lawan TNI yang sudah purnawirawan yang udah sepuh man! kan gilak! kan gak masuk diakal!

 

http://www.posmetro.info/2016/02/festival-belok-kiri-akan-digelar-untuk.html

Sebelum semakin luas pembahasan ini sebaiknya gue cukupkan dengan satu foto yang isinya berupa tulisan pencerah untuk para pembenci Habib Rizieq dan FPI dari pak Hartono Liem.  

dan Kalimat terakhir gue sebagai penutup posting-an ini,

Saya seorang muslim yang berusaha mengikuti ajaran islam berdasarkan al-quran dan sunnah (kebiasaan rassulullah Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam). Habib Rizieq adalah seorang ulama yang berpedoman pada Al-quran dan sunnah. Jika Dia dianggap sebagai orang yang ekstrimis atau radikal atau intoleran maka saya adalah pengikut dari orang ekstrimis atau radikal atau intoleran tersebut di Indonesia.